Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2015

Lentera Cinta - Pia Utopia

Gambar
Seribu kali ku coba menghindari Seribu kali ku coba tak kembali Namun langkahku menjadi kian pasti Menatap bayangmu dalam cinta yang semu Seribu kali ku menatap gambarmu Seribu kali ku menyebut namamu Hasrat padamu kian mendesak kalbu Namun selalu aku merasakan tak mampu Reff: Kemana ku harus melangkah Jejakmu samar-samar ku ikuti Kemana ku harus melangkah Cintamu terlalu sulit untukku Terangilah kasih lentera cintamu itu Agar ku tak jatuh dalam kegelapan Agar ku tak jatuh dalam kegelapan Back to Reff: Terangilah kasih lentera cintamu itu Agar ku tak jatuh dalam kegelapan Terangilah kasih lentera cintamu itu Agar ku tak jatuh dalam kegelapan Agar ku tak jatuh dalam kegelapan

Hmm..

"Kamu ya, gak takut apa darah tinggi kopi item terus. Lambungmu itu lho, kopi-kopi yang ringan kan banyak" "Jangan begadang terus yah, tidur. Kasian tuh mata main hp terus. Biasaan deh.." "Jaket kan banyak, kenapa gak dipake sih? Angin malem itu jahat" "Sekali-kali kamu cobain makan duren, rasanya gak seburuk bau-bau yang kamu ceritain" "Kapan kamu bisa lupain dia?" "Coba dewasa napa, status-statusmu itu .. Duh!" "Karena aku tulus sayang sama kamu.."

Marry Me?

Aku memandangi wajah lelap Nessa. Ia sangat cantik. Sangat sangat cantik. Terutama jika ia tidur sambil mengenakan kemeja kerjaku yang kebesaran di tubuhnya dan pundaknya yang telanjang menyembul di kerahnya. Menyenangkan sekali untuk diperhatikan lama-lama. Ia bergerak pelan sebelum membuka matanya. Aku seperti melihat matahari terbit dari sana. “Selamat pagi”, bisikku sambil mengecup keningnya. Ia menatapku dengan mata jernihnya lalu tersenyum dan melingkarkan tangannya ke leherku. Ia mengecup lembut bibirku, aku mencuri pandang wajahnya. Ia mengecupku sambil menutup matanya, dan aku merasa bahagia karena dicintai dengan sungguh olehnya. Ia melepaskan bibirnya dari bibirku lalu tersenyum lagi. “Mau sarapan apa?”, tanyanya masih dengan memandangku mesra. “Scrambled egg with cheese”, jawabku. Ia tertawa lalu bangkit dari kasur dan berjalan menuju dapur. Apartemenku tak terlalu besar, jadi aku masih bisa mendengarnya berjalan ke dapur. Aku memutuskan untuk mengikutinya dan duduk