22 Januari 2016; 12:36am
Selamat malam, kau yang sempat kupanggil "kakak" Bagaimana keadaanmu sekarang? Masihkah kau menjadi seorang pramuniaga disebuah minimarket kenamaan itu? Apa yang sedang kau lakukan detik ini? Bermpi dan tertidur pulas ditempat tidurmu, atau kau sedang menghabiskan sisa-sisa malam ini dengan rekanmu? Bekerja? Ah, masih saja aku memborbardir dirimu dengan puluhan pertanyaan-pertanyaan konyol yg sebenarnya tidak begitu aku ingin dengar jawabannya. Satu hal, aku masih merindukanmu. Hampir saja aku lupakan; Selamat ulang tahun, Kak. Meski aku tidak begitu yakin berapa umurmu sekarang. Aku tidak peduli. Yang ku tahu, kau semakin tua, dan sisa umurmu didunia ini semakin berkurang. Bersyukurlah jika sampai detik ini Tuhan masih memberikanmu napas didunia. Tak lupa, ku aminkan segala doa-doa baik dan harapanmu dimasa depan. Maaf, aku bukannya melupakanmu. Sebenarnya, jauh-jauh hari aku sudah merencanakan untuk menulis surat ini. Tapi belakangan, pekerjaanku sungguh menyita wa...