Untukmu, yang kini menjadi kekasihku

Sayang,
Aku tidak pernah berfikir sebelumnya aku bisa berada disini sekarang.
Aku tidak pernah menyangka perkenalan itu berlanjut pertemuan demi pertemuan yang akhirnya membiasakan hatiku dan fikiranku untuk tidak mengingat dirinya, juga semua masalaluku yg sangat kelam.

Sayang,
Aku masih merasa gamang.
Hatiku masih belum bisa meyakinkan diriku sendiri, apakah didunia ini ada seseorang yang mampu mencintaiku tulus tanpa pamrih, layaknya cinta seorang ibu kepada anaknya.
Bahkan, seorang hamba sekalipun masih pamrih kepada Tuhannya.
Tidak sayang,
Bukan berarti aku meragukanmu,
Bukan aku tidak percaya kepadamu.
Jika aku meragukanmu dan tidak mempercayaimu, tentu aku akan menolak cintamu dan lebih memilih untuk pergi daripada aku harus menyia-nyiakan waktuku.

Sayang,
Aku mencintaimu.
Hanya saja, aku tak pernah tahu apa isi hatimu, isi kepalamu.
Kau bahkan tidak pernah mengungkapkan kata cinta secara terang-terangan.
Terkadang hal seperti itu membuatku merasa sedikit sedih.

Sayang,
Perasaanku tidak berubah.
Ikrar yang kau ucapkan dulu, aku harap kau segera mengulangnya lagi. Tentu dihadapan penghulu, para saksi, juga ayahku.

Saat itu, aku tidak bisa  membedakan, apakah ucapanmu itu hanya sebuah candaan atau bukan.
Tapi aku dengan mudahnya percaya semua kata-katamu.
Oh I'm really an easy girl.

Sayang,
Aku tidak ingin kehadiranku hanya kau jadikan sebagai pengisi kekosonganmu saja.
Jika kau berfikir, aku bersamamu hanya karena aku ingin melupakan cinta pertamaku saja, kau salah.
Aku merasa yakin, aku mencintaimu.
Aku tak ingin lagi mengakhiri lalu memulainya dengan yang baru.

Sayang,
Andaikan aku bisa menjadi matamu, dan merasakan apa yang kau rasakan ketika menatapku.

Sayang, terima kasih telah bersedia membersamaiku.
Lekas pulang .. ❤

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wong Jawa Nggone Semu, Sinamun ing Samudana, Sesadone Ingadu Manis

Rectoverso (Quote)

Nidji - Jangan Lupakan