Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2014

Pertemuanku dengan para "malaikat" :)

Gambar
Hari ini untuk pertama kalinya lagi aku mengantar adikku sekolah. Biasanya Papap yang mengantar-jemput adikku. Dia tidak suka jika ada yang menunggunya disekolah, mungkin malu, karena memang teman-teman sekelasnya tak ada yang ditunggu. Rupanya kami datang terlalu pagi, aku pikir hari ini angkot akan mogok narik, pasalnya didaerah kami BBM sedang langka-langkanya, dan itu mengharuskan kami berangkat pagi agar kami bisa dapat angkot. Saat aku dan adikku turun dari angkot, aku hanya melihat beberapa anak berseragam putih biru didepan gerbang sekolah. Tidak ada yang nampak berbeda dari mereka. Mereka bercandagurau satu samalain layaknya anak-anak pada umumnya. Dalam hati aku bertanya, apa yang membuat mereka berbeda sehingga para orangtuanya menyekolahkan mereka disini? Bukankah mereka sama seperti yang lain, sama sepertiku juga? Sudahlah, tak payah aku memikirkannya. Aku tersenyum dan mereka membalas senyumamnku. Benar, kami memang berangkat terlalu pagi. Aku mulai jenuh menunggu a

Hanya Sebuah Dongeng

Bunga Lembah meliuk gemulai dibelai helaan sang angin. Hijau daunnya merepih-repih pada nyanyi pagi dari reranting pepohonan. Sudah lama sang bunga merindukan kesejukan itu, kesejukan yang mampu mendamaikan kehampaan jiwanya. Bunga Lembah diantara cadas nyaris tak dapat tersentuh kecuali oleh sang angin. Bunga Lembah tumbuh segar dan menakjubkan diantara bunga yang lain dipucuk jurang. Daunnya bersinar kehijauan ditempa kemilau cahaya bintang raksasa. Kelopak bunganya mungil kecil berwarna merah kehitaman, seolah menunjukkan semua keberanian dan ketegaran. Menyimpan seribu misteri yang melingkupi. Menampakkan senyumnya kepada dunia tak nyata. “Wahai Puteri…adakah engkau sempat bertemu dengan pangeran khayalanku…Angin Lembahku…adakah ia nun jauh disana?” suatu masa Bunga berbincang pada sahabatnya, sang Puteri Rimba. Puteri Rimba menyibakkan selendang sutra putihnya, sejenak kemudian gemerlap gemintang selendang itu berterbangan di udara. “Andai aku bisa memohon pada khayangan untuk men

Note: 5 Mei 2012

From: Mas Budi aka Suneo Yang aku ingat aku pernah berjanji untuk tak melupakanmu.. Kupegang ittu... Selalu Mengertilah, akupun sungguh menyayangimu Tapi entah dengan dirimu... Bukan maksud tak ingin dekat denganmu Tapi aku tak bisa menjadikanmu seperti yang kau inginkan Walau aku sendiri juga menginginkannya Semua seakan salah dihatiku Kau pernah menjadi milik sahabatku Salah rasanya jika aku genggam tanganmu dibelakangnya Seakan aku bisa menodai persahabatan ini tapi... maaf aku tak bisa Ingin ku katakan ini sejak kau jujur padaku... tentang perasaanmu... Tapi aku tak bisa... maaf... maaf... maaf

What we called "Complicated"

Gambar

10-08-2014

Entah harus seperti apalagi aku menggambarkan betapa aku merindukanmu, Mas? Berkali-kali aku menyibukkan diriku agar tidak terlalu memikirkanmu. Rasanya usahaku sia-sia saja saat kamu menyapaku kembali dengan panggilan "dear" itu. Kamu kembali menerbangkanku, Mas. Mungkin bagimu, kamu hanya menyapaku dengan biasa dan sewajarnya, tapi aku tak menganggapnya begitu. Maaf, Mas. Kamu kembali membuat aku gila. "Dear" Apa itu maksudnya? Does it mean you are imterested to me? Think I'm sweet, nice, cute? Hahaha, sudahlah. Anyway, terimakasih, Mas. Kamu sudah mau menghubungiku dan menanyakankabarku. Karena sebelumnya aku berfikir kita takkan pernah bertegursapa lagi. Perbincangan kita sangat singkat, dan sepertinya kamu sangat berhati-hati. Tebakanku, kamu tak ingin terlalu "seperti-memberi-harapan" padaku kan? Hufth, ngawur aku. Lupakan Aku masih ingin bertemu denganmu, Mas. Itu masih jadi cita-cita aku, salah satu harapan terbesar dalam hidupku a

04-08-2014

subhanallah, speechless banget. Aku gak pernah nyangka pas buka akun facebook aku dapet pesan dari mas Budi Haris Hy dear.. how are you? Happy Ied Mubarrak.. Maaf lahir batin yah.. Aku tau aku baaaanyaaakkk salah sama kamu.. Aku gak tau dah mesti dibalesin apa? Yang jelas GUE SENENG BANGEEEEEET :* ({})

Sudah Siapkah Aku Menikah?

Dulu waktu jaman SMA aku pernah punya keinginan untuk menikah muda. Pikirku, biar anakku ntar kalau cewek gak kalah cantik sama bundanya. Kalau cowok aku diajak jalan aja masih pantes. Dulu akupernah punya keinginan yang menggebu untuk segera menikah, khayalan-khayalan setelah menikah, keinginan punya rumah seperti apa, keinginan punya anak berapa, bulan madu dimana. Ahh, semuanya terasa indah jika hidupku berujung dengannya. Apalagi pas liat akad nnikahnya Intan langsung didepan mata. Aku bisikin ke Ulfah "kapan yah aku kayak gitu?" Hahahaa aku sama Ulfah sampe ngakak ga berhenti-berhenti. Tapi sekarang, setelah hubungan ini naik menjadi "bukan hubungan sederhana" lagi. Bukan sekedar hubungan antara aku dengan dia, tapi dengan keluarga masing-masing. Hubungan yang semakin pasti, namun semakin kesini semakin tidak siap. Aku tidak yakin. Aku berfikir, aku masih punya tanggung jawab. Adik dan keluargaku. Buat apa Papap sama Mamah banting tulang buaut hidup aku,

1 Agustus 2014

Entah, harus apalagi yang aku tulis disini. Aku masih sangat ketakutan. Aku masih merasa ada seseorang yang mencekikku sangat kuat. Hingga aku tak bisa bernafas. Perasaan ini, antara rasa bersalah, penyesalan, dan rasa sedih berkecamuk disini. Sungguh sesak Ya Allah, sangat sesak. Ini tak seperti saat aku harus berlari mengelilingi lapangan sepakbola disekolahku untuk tes kebugaran jasmani. Ini juga tak seperti saat salah seorang temanku tak sengaja melepaskan tanganku saat kami berada ditengah kolam renang. Ini jauh lebih sesak daripada itu. Ya Allah, ampuni aku. Aku bersyukur, aku masih memiliki dua orang sahabat yang menurutku mereka jauh lebih bijak dan dewasa daripada aku. Setidaknya aku tak mememndam rahasia ini sendirian. Tapi tetap, aku masih dan harus aku sendiri yang menanggung resikonya. Semua resikonya. Aku belum bisa membayangkan, bagaimana jadinya aku nanti. Disaat hari "kehancuran untuk aku" itu datang. Astaghfirullahaladzim... Kemana nanti aku ha