Ya.

Senja seperti ini yg kurasakan dulu. Semilir angin, jingga dan birunya langit, bising suara kendaraan yg saling berpacu. Semuanya persis seperti dulu.
Ketika aku berdiri dibalkon itu, menarik nafas dalam, meresapi penat, menikmati lelah selepas bekerja.
Sendiri.
Saat-saat seperti inilah bayanganmu selalu kembali. Saat-saat sendiri.
Tapi sejenak aku tersadar, bayanganmu mulai menghilang, menjauh pergi tak terhingga.
Dan, sama sekali tak kurasakan apa-apa lagi.
Tak seperti kemarin, saat setiap hari sepiku meratapimu.
Mengiringi kepergianmu dengan air mata.
Aku kini telah terbangun dan benar-benar bangun.
Meski mimpi masih tersisa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wong Jawa Nggone Semu, Sinamun ing Samudana, Sesadone Ingadu Manis

Rectoverso (Quote)

Nidji - Jangan Lupakan