Berhanya Jawab

"Kenapa kau tempatkan aku di
lorong gelap?" ── "Agar kau selalu
tahu cara mencintai cahaya."

“Bila aku sebuah warna, akan
kauberi nama apa?” ── “Carmine.”

"Siapa yg paling sering kau
bayangkan akan pergi?" ── “Kamu.
Bersama sebagian dan seluruhku.”

"Sebanyak apa rindu yg sanggup
kau jatuhkan?" ── "Jangan coba-
coba menghitung tetes hujan."

“Kenapa hati yg patah tidak
berbunyi?” ── “Karena telingamu
sedang tidak ingin mendengar
apa-apa.”

"Lalu aku berhenti mencintaimu,
apa yg akan kau lakukan?" ──
"Menghapus kata berhenti."

“Kau tahu terkadang ada kata-
katamu yg menyakitiku?” ── “Aku
mungkin tidak tahu, tapi aku pasti
tidak mau.”

“Pergi ke mana doa-doa kita yg
tidak Tuhan kabulkan?” ──
“Kepada amin yg lebih
membutuhkan.”

“Aku hujan, lalu kau?” ──
“Halaman rumah seorang penyuka
Petrichor.”

"Apa kabar rumahmu?" ──
“Beberapa jendela masih dibiarkan
terbuka, agar doa lancar keluar
masuknya.”

“Berapa sendok gula untuk kopi di
meja kerjaku hari ini?” ── “Tidak
ada. Karena kau tidak suka kopi.”

“Sebelum tidur, apakah kau selalu
memikirkan aku?” ── “Antara iya
dan tidak mungkin tidak.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wong Jawa Nggone Semu, Sinamun ing Samudana, Sesadone Ingadu Manis

Rectoverso (Quote)

Nidji - Jangan Lupakan