Kiriman Lama :)

satu tahun memang bukan waktu yang singkat. dari awal perkenalan kita, berlanjut ke keseriusan untuk menjalin hubungan, berkomitmen untuk saling mengerti, saling menerima, dan saling melengkapi satu sama lain. bukan hal yang mudah, memang. tapi kita telah membuktikannya bahwa kita bisa melewati itu. tapi hari ini, sungguh aku merasa kekuatanku telah habis. tak ada lagi kata 'saling' diantara kita. kau berenang kedaratan, dan aku tenggelam dilautan yang bernama keegoisanmu. 

ini bukan pertama kalinya, kau membiarkan aku untuk berjuang mempertahankan cinta sendirian. sadarilah, aku jauh dari sempurna. aku hanyalah seorang perempuan biasa dengan kadar kekuatan hati dibawah normal. dengan kerapuhan ini, yang harusnya kau genggam erat-erat tapi kau malah membiarkannya remuk, hancur, tak berbentuk lagi. kau, yang harusnya denganmu aku merasa aman, merasa nyaman. tapi malah membuatku merasa takut padamu. ini sungguh bukan kamu yang aku kenal dulu. kau semakin tak bisa mengendalikan dirimu, terlebih emosimu. 

Aku tak tahu harus dari sisi mana lagi untuk mengertikanmu, berkali-kali aku mencoba, dan berkali-kali pula aku harus terjatuh dan bangkit kembali. Dan, sekarang aku bangun dari jatuhnya aku. bukan untuk mengejarmu lagi, sayang. aku akan berdiam diri disini, mencoba merangkai kembali puing-puing hati yang sempat kau hancurkan. bentuknya mungkin takkan sesempurna dulu, karena beberapa tertinggal padamu.
Aku pernah berfikir, setelah ini kau akan menoleh dan berjalan ke arahku. bahkan mungkin berlari karena kau tak ingin kehilanganku. kaupun membawa pecahan-pecahan hati itu, dan kau membantuku merangkainya kembali, hingga kau katakan 'beri aku kesempatan, maka aku akan menjaga hatimu agar tak hancur kembali'. tapi itu tak mungkin, tak akan pernah terjadi. hati dan pikiranmu kini mungkin telah diselimuti prasangka-prasangka yang sama sekali tak pernah terungkap kebenarannya. tapi kalaupun itu terjadi, aku tak akan lagi memberikanmu kesempatan, karna kau telah melewatkan kesempatan kedua yang pernah aku berikan sebelumnya. tak ada kesempatan ketiga, keempat, atau lainnya. karena untuk jatuh kedalam lubang yang sama, bukan keinginanku. jika ada yang bilang sabar ada batasnya, itu salah. karena sabar sejatinya kepasrahan hati yang tak berujung. aku melepaskanmu bukan karena batas kesabaranku habis, tapi justru karena aku sudah tak sabar untuk meraih bahagiaku. bahagia yang dulu kau janjikan akan kudapatkan jika bersamamu. aku sadar, sayang. tak seharusnya aku menggantungkan bahagiaku pada siapapun. termasuk padamu. "karena bahagia itu kita sendiri yang ciptakan" 

bukankah itu kata-kata yang sering kau ucapkan? aku selalu mengingatnya. terimakasih, untuk setiap kenangan manis dan pahit. juga untuk pelukan atas rindu yang tercipta saat tak ada jumpa. semuanya akan terbingkai rapi dalam album bernama kenangan. dan maaf untuk aku yang selalu menjadi sebab kau marah. jujur saja, saat kau marah, ada jutaan butir air mata yang menetes membasahi pipi yang tak ada tanganmu untuk mengusapnya. kau ingat, kau pernah begitu sa ngat marah, dan saat aku menangis kau malah semakin marah? aku tak bisa berbuat apa-apa lagi saat itu. terlebih kau berada pada jarak ribuan mil dariku membuatku tak bisa menggapaimu untuk memelukmu dan meredakan amarahmu. sayang, aku mohon jangan pernah kau berfikir bahwa ada orang lain yang menggantikann posisimu. hilangkan prasangka burukmu tentang aku disini. percayalah. itu bukan alasanku meninggalkanmu, bukan pula alibi untuk menghindar darimu. aku melepaskanmu, karena aku ingin melepaskanmu. jari-jari ini tak sanggup lagi menggenggam tanganmu, kaki inipun tak mampu lagi berjalan beriringan denganmu.
sayang, maaf aku masih memanggilmu dengan sebutan sayang. aku berharap, kau akan menemukan perempuan yang bisa mencintaimu setulus aku. yang mampu memahamimu tanpa perlu kau pahami, yang mampu mendengarkanmu tanpa perlu kau dengar, yang mampu bertahan dengan keangkuhanmu, keegoisanmu, dan mampu meluluhkan kerasnya kepala dan hatimu. dia juga harus mampu melakukan apa yang aku tak mampu lakukan saat bersamamu. dan dia... mampu membuatmu selalu ingin pulang.
Semoga sama sekali aku tak meninggalkan luka untukmu, dan jika ada, aku harap kau mau memaafkanku.. aku akan merindukanmu, rindu memintamu untuk segera pulang, rindu memintamu untuk tak pernah meninggalkan aku, karena aku begitu takut. tapi faktanya, sekarang aku yang meninggalkanmu. berbahagialah. temui cinta sejatimu, cinta yang didalamnya ada kau dan dia, bukan hanya dia. tapi kalian. jangan kau ulangi kesalahanmu padaku saat bersamanya. bisa jadi dia lebih rapuh dariku. hilangkan sifat pemarahmu, jangan pernah kau mengeluarkan kata-kata yang mampu melukai hatinya. jadikan jiwa laki-lakimu pelindungnya, agar dia merasa aman dan nyaman bersamamu. jangan jadikan ini penyesalan, tapi jadikan ini sebagai pelajaran. karena tulang rusuk itu tak pernah bisa kau luruskan, dan jika kau memaksa meluruskannya, maka kau akan mematahkannya. begitu pula dengan perempuan, jangan pernah kau memaksanya menjadi apa yang kau mau, tapi ikutilah sebagaimana dia adanya. dan kau akan dapatkan dia semakin kuat menjaga hatimu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wong Jawa Nggone Semu, Sinamun ing Samudana, Sesadone Ingadu Manis

Rectoverso (Quote)

Nidji - Jangan Lupakan