Hari ke-3 dibulan Juli

Selamat malam,

Bulan Ramadhan ini memasuki puasa ke-6 tanpa mamah. Aku pikir, seiring berjalannya waktu aku akan terbiasa untuk mengikhlaskan kepergian mamah, tapi ternyata tidak. Masih terlalu berat untuk aku sadar dan menerima takdir bahwa mamah sudah kembali pada Sang Khalik.
Bukankah itu terdengar seperti aku menolak takdir?
Hmm.. meski lidah berkata ikhlas, tapi sungguh hati ini belum menerima dengan lapang.
"Ampuni aku Tuhan, ampuni aku yang masih saja meratapi semua. Semua kehendakmu"

Memang berat, tapi bukankah semua yang ada didunia ini adalah milik-Nya? maka sudah seharusnya kembali padanya.
Anyway, bagaimana tanggapanmu tentang bulan Ramadhan tahun ini? Adakah yang berbeda? Adakah yang membuatnya istimewa? Pasti sangat berbahagia jadi dirimu, bisa bersantap sahur dan berbuka puasa bersama orang-orang tercinta:)
Oiah, bagaimana kabar ayah ibumu dan warung makanmu? Juga keponakan kecilmu, Zarifa yang sering kau ceritakan dulu? Apakah sekarang dia seperti Nafisha, yang mulai pandai bercerita? Haha, pasti dia akan tumbuh dengan penuh karisma sebagai gadis yang cantik dan pintar seperti pamannya.

Kamu tahu, sekarang adikku sudah pandai berpuasa. Bahkan sampai hari ke-4 dia puasa penuh sampai Magrib.Sayangnya hari ini dia tak dapat menahan lagi untuk melanjutkan puasanya, dia memilih untuk makan kolak pisang tanpa sepengetahuanku didapur. Awalnya dia tak mau mengakuinya, namun pada akhirnya dia mengakui bahwa dia telah membatalkan puasanya. Konyol, bukan?
Tapi aku tidak memarahinya, aku cukup maklum, ini puasa pertamanya. Menurutmu, apakah aku sudah melakukan hal yang benar?
Hmm,, ada satu kepuasan tersendiri bisa mengajarinya berpuasa:)

Mungkin kakak-kakak yang lain tidak memiliki kesulitan untuk mengajari adik-adik mereka untuk berpuasa dan memahami agama, tapi untuk aku yang memiliki adik istimewa seperti Ginanjar butuh waktu lama dan kekuatan khususuntuk sabar mengajarinya agar paham tentang agama, khususnya berpuasa.
Awalnya memang tak mudah menghadirkan sosok ibu yang mendidik, menyayangi dan mengasihi didalam diriku untuknya. Tapi aku senang, aku bahagia bisa menjadi seorang kakak sekaligus ibu untuknya. Aku bangga.
Jika ada kesempatan, ingin rasanya aku mengenalkan adikku padamu.
Pasti dia senang bertemu denganmu, karena dia memang senang bertemu orang-orang baru.
Jadi, kapan kau akan berkunjung kekotaku?
Seingatku, kau pernah berkata jika musim lebaran tiba, kau akan bertolak ke kampung halamanmu di Ciamis, dan jika sempat kau akan menemuiku.
Aku menunggu waktu itu datang.
Semoga Tuhan memberi kita umur panjang untuk bisa bertemu kembali.

Salam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wong Jawa Nggone Semu, Sinamun ing Samudana, Sesadone Ingadu Manis

Rectoverso (Quote)

Nidji - Jangan Lupakan